MAKALAH
OLAHAN RUMPUT LAUT (AGAR-AGAR)
MATA KULIAH : AGROINDUSTRI PERIKANAN
MODUL
: MANAJEMEN USAHA
BERBAGAI PENGOLAHAN HASIL
PERIKANAN
DOSEN :
Dr. Ir SITTI NURMIAH.,M.Si
OLEH
:
HASNI
1422060353
PROGRAM
STUDI AGROINDUSTRI
POLITEKNIK
PERTANIAN NEGERI PANGKEP
2017
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa Karena atas berkat Rahmat
dan hidayah Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik. Tugas ini dikerjakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
”AGROINDUSTRI PERIKANAN”. Di dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan,
untuk itukami mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan
saran akan kami terima sebagai suatu masukan yang baik untuk penulis
kedepannya.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya
tugas ini. Mudah-mudahan semua bantuan yang diberikan balasan yang terbaik
oleh Allah SWT. Untuk itu, sekali lagi penulis ucapkan maaf yang
sebesar-besarnya,mudah-mudahan tugas ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin Terimakasih
Mandalle, 16 Februari 2017
Penyusun
BAB
1
PENDAHULAUAN
1.1 Latar Belakang
Permintaan
pasar terhadap rumput laut terus meningkat setiap tahun.
Permintaan total rumput laut saat ini diperkirakan sekitar 40.000
ton per tahun. Total permintaan tersebut meliputi kebutuhan dalam negeri
sekitar 22.000 ton per tahun dan untuk ekspor sekitar 18.000 ton per tahun. KKP
telah menargetkan peningkatan produksi rumput laut sebesar 5,1 juta ton atau
meningkat sebesar 18% pada tahun 2012 dibandingkan tahun sebelumnya.
Pemanfaatan rumput laut sudah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang. Salah
satu jenis rumput laut yang banyak dimanfaatkan di Indonesia
adalah Gracilaria sp. Produksi gracilaria pada tahun 2014
ditargetkan mencapai 60.000 ton kering (KKP 2013).
Gracilaria sp.
merupakan salah satu rumput laut yang paling banyak
digunakan dalam produksi agar‑agar. Menurut Salamah et al. (2006), pemanfaatanGracilaria sp. menjadi
Agar mudah diperoleh, harganya yang murah dan juga lebih mudah dalam
pengolahan. Pemanfaatan rumput laut jenis Gracilaria masih jarang
sekali digunakan secara langsung karena warnanya memiliki warna agak
kecoklatan dan sukar larut apabila dipanaskan. Gracilaria memiliki
kandungan agarosa dan agaropektin sehingga dapat
menghasilkan hidrokoloid berupa agar-agar
dengan kekuatan gel yang kuat (Salamah et al. 2006). Menurut Kordi
(2010), pemanfaatan hidrokoloid dari Gracilaria ini cukup luas. Beberapa
diantaranya dapat digunakan sebagai bahan baku penting dalam industri makanan,
farmasi, dan kosmetik.
1.2 Rumusan Masalah
-
Bagaimana Komposisi Kimia Agar Rumput
Laut Gracilaria Sp ?
-
Bagaimana cara pembuatan Agar-Agar dari
rumput laut Gracilaria Sp ?
-
Bagaimana manfaat dari Agar-Agar dari
rumput laut Gracilaria Sp ?
1.3
Tujuan
-
Untuk mengetahui Komposisi Kimia Agar
Rumput Laut Gracilaria Sp
-
Untuk mengetahui proses pembuatan agar rumput
laut Gracilaria Sp.
-
Untuk mengetahui proses pembuatan agar
rumput laut Gracilaria Sp.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Deskripsi dan Klasifikasi Gracilaria sp.
Gracilaria sp.
merupakan jenis rumput laut yang paling banyak digunakan dalam produksi
agar-agar. Gracilaria sp. memiliki jumlah lebih dari 300 spesies.
Sebanyak 60 diantaranya telah diterima secara taksonomis. Alga jenis ini
biasanya berwarna merah, hijau, atau hijau kecoklatan dengan tiga fase siklus
dan dapat
ditemukan di laut tropis dan subtropis (Almeida et al.2011). Taksonomi Gracilariasp.
menurut Anggadiredja et al. (2008) adalah sebagai berikut.
Divisi :
Rhodophyta
Kelas :
Rhodophyceae
Ordo :
Gigartinales
Famili :
Gracillariaceae
Genus : Gracillaria
Spesies : Gracillaria sp.
Morfologi Gracilaria sp. dapat dilihat pada gambar 1
berikut.
Gambar
1 Gracilaria Sp
Gracillaria sp Merupakan salah satu jenis alga merah (Rhodophyceae). Gracilari sp. Tumbuh melekat pada substrat karang di terumbu
karang berarus sedang disamping itu juga bisa tumbuh di sekitar muara sungai
dan dapat dibudidayakan di dalam tambak. Gracilaria sp. dapat
ditemui di daerah terumbu karang dan estuari. Sebagian besar lebih menyukai
intensitas cahaya matahari yang tinggi untuk berlangsungnya proses
fotosintesis. Daerah sebaran rumput laut ini cukup luas di perairan Indonesia,
meliputi Lampung, Jawa, Sulawesi, Lombok, Sumba, Sumbawa, dan Sawu (Kordi
2010).
Gracilaria sp.
kaya akan vitamin, mineral, protein, polisakarida, steroid, dan serat makanan.
Sejak awal 3000 SM, rumput laut jenis ini dianggap penting untuk obat
tradisional. Kandungan asam lemak tidak jenuhnya mampu memberikan perlindungan
terhadap bakteri patogen kardiovaskular. Jenis rumput laut ini penting untuk
industri dan bioyeknologi karena mengandung fikokoloid, dan merupakan sumber
utama agar (Almeida et al. 2011). Menurut Salamah et
al.(2006) rumput laut jenis Gracilaria jarang dimanfaatkan secara
langsung karena
warnanya yang agak kecoklatan dan sukar larut bila dipanaskan.
2.2
Komposisi Kimia Rumput Laut Gracilaria
Sp
Salamah et
al. (2006), komposisi kimia dari rumput laut penghasil agar
meliputi kurang lebih (16‑20)% air, (2,3‑5,9)% protein, (0,3‑0,55)% lemak, (67,8‑76,15 % karbohidrat, (0,8‑2,1)% serat dan (3,4‑3,6)% abu. Komposisi kimia yang terkandung
dalam rumput laut bervariasi dari setiap spesies. Hal ini dipengaruhi oleh
lokasi budidaya dan musim panen. Faktor lain yang mempengaruhinya adalah
konsetrasi karbondioksida (CO2), suhu, tekanan udara, dan intensitas sinar
matahari. Komposisi kimia dalam rumput laut bervariasi baik intraspesies maupun
interspesies.
Cirik et
al. (2010) menemukan bahwa komposisi kimia rumput laut jenis Gracilari
berbeda pada bulan-bulan tertentu. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh suhu,
salinitas, pH, dan intensitas cahaya sinar matahari. Komposisi kimia rumput
laut Gracilari sp. pada bulan Desember, Februari, dan Maret dapat
dilihat pada tabel 1 berikut.
Tabel 1 Komposisi kimia Gracilaria sp.
pada bulan tertentu
Komposisi kimia
|
Bulan
|
||
Desember
|
Februari
|
Maret
|
|
Protein (%)
|
20,28
|
17,22
|
14,99
|
Lipid (%)
|
2,66
|
2,39
|
2,63
|
Kadar air (%)
|
11,71
|
11,59
|
10,90
|
Kadar abu (%)
|
12,08
|
11,25
|
12,14
|
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Agar Rumput Laut Gracilaria Sp
Agar
adalah produk bentuk koloid dari suatu polisakarida yang kompleks hasil
ekstraksi rumput laut kelas Rhodophyceae. Senyawa ini tersusus atas
sebuah disakarida berulang dengan unit 3-linked 3,6-anhidro-l-galaktosa. Agar
mengandung substituen sulfat, metioksil, atau piruvat diberbagai posisi pada
rantai polisakarida tersebut. Jenis, pola substituen serta berat molekul
menentukan sifat gelling agar. Rentang yang lebar pada sifat gel
membuat agar cocok untuk digunakan dalam bidang medis, industri farmasi, dan diaplikasikan
pada makanan (Villanueva et al.2010). Molekul agar-agar terdiri dari
rantai linear galaktan yang merupakan polimer dari galaktosa. Dalam menyusun
senyawa agar-agar, galaktan dapat berupa rantai linear yang netral
ataupun sudah terekstraksi dengan
Menurut Salamah et al. (2006), pembuatan agar secara komersial adalah dengan cara menggunakan air panas yang dilanjutkan dengan proses pembekuan dan thawing. Mula-mula rumput laut direndam dan dicuci dengan air tawar dan diekstrak dengan air mendidih. Kalsium hipoklorit atau sodium bisulfit digunakan untuk memutihkan agar yang dihasilkan. Ekstrak yang dihasilkan kemudian disaring dalam keadaan panas dan residu diekstrak lagi satu atau dua kali. Ekstraksi yang dihasilkan menjadi dingin, membentuk gel kemudian dibekukan. Setelah itu gel beku dilelehkan, dikeringkan, digiling dan dikemas.
Menurut Salamah et al. (2006), pembuatan agar secara komersial adalah dengan cara menggunakan air panas yang dilanjutkan dengan proses pembekuan dan thawing. Mula-mula rumput laut direndam dan dicuci dengan air tawar dan diekstrak dengan air mendidih. Kalsium hipoklorit atau sodium bisulfit digunakan untuk memutihkan agar yang dihasilkan. Ekstrak yang dihasilkan kemudian disaring dalam keadaan panas dan residu diekstrak lagi satu atau dua kali. Ekstraksi yang dihasilkan menjadi dingin, membentuk gel kemudian dibekukan. Setelah itu gel beku dilelehkan, dikeringkan, digiling dan dikemas.
3.2
Komposisi Kimia Agar Rumput Laut Gracilaria
Sp
Agar
merupakan senyawa poligalaktosa yang diperoleh dari pengolahan
rumput laut jenisagarophyte. Agar‑agar disebut sebagai gelosa atau gelosa bersulfat. Agar mengandung polisakarida sebagai senyawa utama, agar‑agar juga mengandung
kalsium dan mineral lainnya. Kandungan kalsium ini cukup tinggi dibandingkan
dengan mineral-mineral lain.
Kandungan
agar Gracilaria sp. beragam tergantung pada jenis dan lokasi
penanamannya. Umumnya kandungan agar Gracilaria sp. berkisar antara
16-45%. Kandungan agar Gracilaria sp. di Indonesia mencapai 47,34%.
Berikut merupakan data komposisi kimia Gracilaria sp. menurut Astawan (2007).
Tabel
2 Komposisi kimia agar Gracilaria Sp
Unsur
|
Komposisi
|
Kadar air (%)
|
16-20
|
Kadar abu (%)
|
3,4-3,6
|
Protein (%)
|
2,3-5,9
|
Lemak (%)
|
0,3-0,5
|
Karbohidrat (%)
|
67,8-76,1
|
Serat kasar (%)
|
0,9-2,1
|
3.3 Cara Pembuatan Agar-Agar
Rumput Laut Gracilaria Sp
Langkah‑langkah pembuatan agar agar Rumput Laut Gracilaria Sp diuraikan
di bawah ini dan hasil akhirnya berupa tepung, batangan, atau lembaran. Adapun
cara pengolahan rumput laut menjadi agar-agar sebagai berikut.
a. Pencucian dan Pembersihan
Rumput laut dicuci dengan air tawar sampai bersih. Kotoran yang menempel seperti pasir, karang, lumpur dan rumput laut
jenis lain dihilangkan.
b. Perendaman dan Pemucatan
Perendaman dilakukan agar rumput laut menjadi lunak, sehingga proses ekstraksi nantinya dapat berjalan dengan baik. Caranya rumput laut direndam dalam air murni sebanyak 20 kali berat rumput laut selama 3 hari. Setelah itu pemucatan dilakukan dengan direndam dalam larutan kaporit 0,25 % atau larutan kapur tohor 5 % sambil diaduk, setelah 4 – 6 jam, rumput laut dicuci kembali selama 3 jam untuk menghilangkan bau kaporit. Rumput laut yang telah bersih dan pucat dikeringkan selama 2 hari, sampai tahap ini rumput laut dapat disimpan lebih dulu bila tidak segera diolah.
Perendaman dilakukan agar rumput laut menjadi lunak, sehingga proses ekstraksi nantinya dapat berjalan dengan baik. Caranya rumput laut direndam dalam air murni sebanyak 20 kali berat rumput laut selama 3 hari. Setelah itu pemucatan dilakukan dengan direndam dalam larutan kaporit 0,25 % atau larutan kapur tohor 5 % sambil diaduk, setelah 4 – 6 jam, rumput laut dicuci kembali selama 3 jam untuk menghilangkan bau kaporit. Rumput laut yang telah bersih dan pucat dikeringkan selama 2 hari, sampai tahap ini rumput laut dapat disimpan lebih dulu bila tidak segera diolah.
c. Pelembutan
Untuk lebih memudahkan ekstrasi, dinding sel perlu dipecah dengan ditambah H2SO4 selama 15 menit. Banyaknya H2SO4 tergantung pada jenis rumput laut, yaitu Gracilaria 5 – 10 %. Gelidium 15 % dan Hypnea 25 %. Bila tidak ada asam sulfat dapat digunakan asam asetat, asam sitrat, buah asam atau daun asam. Oleh karena asam sulfat ini berbahaya, maka diperlukan pencucian dengan cara rumput laut direndam dalam air bersih selama 15 menit kemudian ditiriskan.
Untuk lebih memudahkan ekstrasi, dinding sel perlu dipecah dengan ditambah H2SO4 selama 15 menit. Banyaknya H2SO4 tergantung pada jenis rumput laut, yaitu Gracilaria 5 – 10 %. Gelidium 15 % dan Hypnea 25 %. Bila tidak ada asam sulfat dapat digunakan asam asetat, asam sitrat, buah asam atau daun asam. Oleh karena asam sulfat ini berbahaya, maka diperlukan pencucian dengan cara rumput laut direndam dalam air bersih selama 15 menit kemudian ditiriskan.
d. Pemasakan
Rumput laut dimasak dalam air sebanyak 40 kali berat rumput laut. Setelah mendidih ( 90 – 100 0C ), kita tambahkan asam cuka 0,5 % untuk memperoleh pH 6 –7. Bila >7, pH nya diturunkan dengan penambahan asam cuka dan bila <6, ditambahkan NaOH. Pemeriksaan pH dapat dilakukan dengan memakai kertas pH. Pemanasan ini dilakukan kira-kira 45 menit tetapi dapat juga selama 2– 4 jam tergantung cara pengadukannya. Proses setelah pemasakan tergantung dari bentuk akhir agar-agar yang diinginkan, yakni berupa batangan, lembaran atau pun tepung.
Rumput laut dimasak dalam air sebanyak 40 kali berat rumput laut. Setelah mendidih ( 90 – 100 0C ), kita tambahkan asam cuka 0,5 % untuk memperoleh pH 6 –7. Bila >7, pH nya diturunkan dengan penambahan asam cuka dan bila <6, ditambahkan NaOH. Pemeriksaan pH dapat dilakukan dengan memakai kertas pH. Pemanasan ini dilakukan kira-kira 45 menit tetapi dapat juga selama 2– 4 jam tergantung cara pengadukannya. Proses setelah pemasakan tergantung dari bentuk akhir agar-agar yang diinginkan, yakni berupa batangan, lembaran atau pun tepung.
e. Proses Pengolahan Agar-agar Batangan /
Lembaran
1. Pengepresan dan Pencetakan
Hasil
dari pemasakan kemudian disaring dengan kain belacu dan dipres. Cairan yang
keluar ditampung dalam bejana dan dinetralkan dengan penambahan air soda
sehingga pHnya menjadi 7– 7,5. Bila pH sudah tercapai, cairan kemudian dimasak
kembali sambil diaduk. Setelah mendidih, hasilnya dituangkan kedalam cetakan,
kira-kira 6 jam agar-agar sudah dingin dan membeku. Ampas hasil pengepresan
dapat digunakan lagi dengan cara ditambahkan air sebanyak 75 % dari jumlah air
semula, kemudian ampas itu dipanaskan dan disaring. Cairan yang keluar dapat
digunakan sebagai campuran dalam proses selanjutnya, sehingga pada akhirnya ada
ampas yang tidak bisa dipakai lagi. Ampas ini dapat digunakan sebagai makanan
ternak.
2. Pendinginan
Cairan
yang telah beku didinginkan dalam ruangan pendingin pada suhu – 20 0C
selama 4–5 hari. Pendinginan ini dilakukan agar pemadatan benar-benar terjadi
dengan sempurna.
3. Pengeringan
Agar-agar dikeluarkan dari cetakan. Hasil yang diperoleh adalah agar-agar batangan. Bila didinginkan agar-agar berbentuk lembaran, agar-agar batangan dipotong setebal 0,5 cm. Sebagai alat pemotong dapat digunakan kawat halus dari baja, agar-agar batangan atau lembaran kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari.
Agar-agar dikeluarkan dari cetakan. Hasil yang diperoleh adalah agar-agar batangan. Bila didinginkan agar-agar berbentuk lembaran, agar-agar batangan dipotong setebal 0,5 cm. Sebagai alat pemotong dapat digunakan kawat halus dari baja, agar-agar batangan atau lembaran kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari.
4. Pengepakan
Agar-agar
yang betul-betul kering dimasukkan dalam kantong plastik dengan berat
masing-masing 10 gram. Bahan yang dipakai untuk membuat agar-agar kertas berupa
rumput laut dari jenis Grasilaria sp. Dalam proses pembuatannya, rumput laut
ini dicuci dengan air tawar sampai bersih, kemudian direndam dalam air kapur.
Setelah 20 menit, dijemur memakai alas dari kain kasa. Lama penjemuran dapat
hanya satu hari, tetapi dapat juga sampai 3 hari, tergantung dari intensitas
matahari. Prinsipnya rumput laut benar-benar kering.
F. Proses Pengolahan Agar-agar Tepung
1. Penyaringan dan Penggilingan
Agar‑agar yang telah masak disaring dengan fillet press filtrate. Cairan
yang keluar ditampung dan didinginkan selama 7 jam. Agar‑agar beku dihncurkan
dan dipress dengan kain. Hasilnya berupa lembaran‑lembaran yang kemudian diangin-anginkan. Lembaran-lembaran
kering dipotong kira-kira 3x5 mm, kemudian dimasukkan dalam alat penggiling
atau grinder. Hasil penggilingan adalah agar-agar tepung.
2
Pengepakan
Agar-agar
tepung dimasukkan dalam kertas glasin yang dilapisi lilin atau dapat juga
dimasukkan plastik kemudian dibungkus dengan kertas.
Gambar 2.
Lembaran Agar-agar Kering
Gambar 3.
Bubuk Agar-agar
3.4 Pemanfaatan Agar Rumput Laut Gracilaria Sp
Pemanfaatan
agar dalam berbagai bidang telah banyak dikembangkan.
Industri polywood, menggunakan
agar dalam pembuatan perekat tingkat tinggi.
Sementara dalam industri obat‑obatan dan farmasi, agar digunakan dalam pembedahan
atau operasi. Agar dapat juga digunakan dalam pembuatan permen jelly.
Untuk menghasilkan gel yang kuat dan tekstur yang kenyal pada pembuatan
permen jelly maka perlu dikombinasikan dengan bahan pembentuk gel
lain seperti karagenan dan gelatin (Salamah et al. 2006).
Agar memiliki fungsi
sebagai zat pengental, pengelmusi, penstabil dan pensuspensi yang
banyak digunakan dalam berbagai industri makanan, minuman, farmasi, biologi
dan lain-lain. Saat ini agar-agar digunakan untuk keperluan
laboratorium sebagai media kultur mikroba, industri makanan dalam bentuk jelly,ice cream, makanan kaleng, permen manisan dan roti. Industri bakery agar digunakan sebagai cover coklat, lapisan donat, hal ini dikarenakan agar yang diproduksidigunakan sebagai pencegah dehidrasi dari produk kue. Agar-agar juga dapat
digunakan sebagai clarifying agent bagi berbagai jenis industri minuman seperti
bir, anggur, kopi dan sebagai stabilisator dalam minuman coklat (KKP
2013).
BAB
IV
KESIMPULAN
Agar adalah produk bentuk koloid dari
suatu polisakarida yang kompleks hasil ekstraksi rumput laut jenis Gracilaria
Sp. yang juga dikenal sebagai alga merah dari hasil budidaya di tambak. Agar-agar
diperoleh dengan mengekstraksi alga Gracilaria sp. Banyak digunakan dalam
industri tekstil, kosmetik dan lain-lainnya. Fungsi utama agar adalah
sebagai bahan pemantap, bahan pembuat emulsi, bahan pengental dan pembuat gel.
DAFTAR
PUSTAKA
Sangat baik dan cocok untuk bisa di pempelajarinya tentang pengolahan rumput laut agar agar . Terima kasih dan aku mendapatkan nilai A+ . Sekali lagi terima kasih yah .
BalasHapusituBola - Situs Judi Bola Online | Sportsbook Terlengkap & Terpercaya
BalasHapusSitus Judi Online Sportsbook Terpercaya, Terbaik serta Berlisensi di Indonesia. Menyediakan berbagai macam permainan Sportsbook Terlengkap.
Cukup 1 User id untuk bermain semua taruhan Permainan Meliputi :
- Sportsbook Terlengkap
• Sepak Bola
• BasketBall
• Esports
• Dan Lainnya
Menang Lebih Mudah Disini Serta Dapatkan Juga :
=> Bonus Cashback 5% (Yang dibagikan setiap Hari Seninnya).
=> Pelayanan Terbaik Dengan Customer Service 24 Jam Nonstop.
Deposit Bisa Melalui :
=> Via Bank Lokal Indonesia.
=> Via OVO, GOPAY, PULSA Telkomsel & XL/Axis Atau E-Payment Lainnya.
• Minimal Deposit 25,000 | Minimal Withdraw 50,000
• Proses Deposit & Withdraw Tercepat
Untuk Pendaftaran Hubungi Kontak Kami:
- LINE : itubola757
- WHATSAPP : +85517696120
- LIVE CHAT : ituBola